Senin, 09 Oktober 2017

hipertensi dan hipotensi

HIPERTENSI DAN HIPOTENSI
https://youtu.be/-pyeKCwdTGU
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas. Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada dokter untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap lima tahun sekali.
Hipertensi-Alodokter
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipretensi perempuan lebih banyak 6 persen dibanding laki-laki. Sedangkan yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4 persen. Ini artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Risiko Mengidap Hipertensi

Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90 persen kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda untuk menderita hipertensi juga akan meningkat. Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat memengaruhi peningkatan risiko hipertensi.
  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Mengonsumsi banyak garam.
  • Kelebihan berat badan.
  • Memiliki keluarga dengan hipertensi.
  • Kurang makan buah dan sayuran.
  • Jarang berolahraga.
  • Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang mengandung kafein).
  • Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin juga bisa membantu diagnosis pada tahap awal. Diagnosis hipertensi sedini mungkin akan meningkatkan kemungkinan untuk menurunkan tekanan darah ke taraf normal. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat tanpa perlu mengonsumsi obat.

Mengukur Tekanan Darah

Kekuatan darah dalam menekan dinding arteri ketika dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh menentukan ukuran tekanan darah. Tekanan yang terlalu tinggi akan membebani arteri dan jantung Anda, sehingga pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung, stroke, atau penyakit ginjal.
Pengukuran tekanan darah dalam takaran merkuri per milimeter (mmHG) dan dicatat dalam dua bilangan, yaitu tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah saat jantung berdetak memompa darah keluar. Sedangkan tekanan diastolik merupakan tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi (fase relaksasi) . Saat ini darah yang baru saja dipompa keluar jantung (tekanan sistolik), berada di pembuluh arteri dan tekanan diastolik juga menunjukkan kekuatan dinding arteri menahan laju aliran darah.
Tekanan darah Anda 130 per 90 atau 130/90 mmHG, berarti Anda memiliki tekanan sistolik 130 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Angka normal tekanan darah adalah yang berada di bawah 120/80 mmHG.
Anda akan dianggap mengidap hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil dari beberapa kali pemeriksaan, tekanan darah Anda tetap mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

Pencegahan dan Pengobatan Hipertensi

Jika tekanan darah Anda tinggi, pantaulah dengan ketat sampai angka tersebut turun dan bisa dikendalikan dengan baik. Dokter biasanya menyarankan perubahan pada gaya hidup yang termasuk dalam pengobatan untuk hipertensi sekaligus pencegahannya. Langkah tersebut bisa diterapkan melalui:
  • Mengonsumsi makanan sehat.
  • Mengurangi konsumsi garam dan kafein.
  • Berhenti merokok.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Menurunkan berat badan, jika diperlukan.
  • Mengurangi konsumsi minuman keras.
Mencegah hipertensi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan pengobatan. Karena itu, pencegahan sebaiknya dilakukan seawal mungkin. Jika didiamkan terlalu lama, hipertensi bisa memicu terjadinya komplikasi yang bahkan bisa mengancam jiwa pengidapnya.
http://www.alodokter.com/hipertensi
Hipotensi adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah rendah.
Saat darah mengalir melalui arteri, darah memberikan tekanan pada dinding arteri, tekanan itulah yang dinilai sebagai ukuran kekuatan aliran darah atau disebut dengan tekanan darah.
hipotensi - Alodokter
Terhambat atau terbatasnya jumlah darah yang mengalir ke otak dan organ vital lainnya seperti ginjal dapat terjadi jika tekanan darah terlalu rendah, sehingga dapat menyebabkan kepala terasa ringan dan pusing. Tubuh juga akan terasa tidak stabil atau goyah, bahkan kehilangan kesadaran.
Ada dua ukuran yang digunakan dalam tekanan darah, yaitu tekanan sistolik (bilangan atas) dan tekanan diastolik (bilangan bawah). Tekanan darah yang normal adalah antara 90/60 dan 140/90. Penderita hipotensi memiliki tekanan darah di bawah 90/60 dan disertai dengan gejala hipotensi. Sedangkan jika tekanan darah di atas 140/90, maka orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi.

Gejala Hipotensi

Tidak semua yang mengalami hipotensi akan merasakan gejala. Kondisi hipotensi juga tidak selalu memerlukan perawatan. Namun jika tekanan darah cukup rendah, kemungkinan besar bisa menimbulkan gejala-gejala seperti berikut ini.
  • Jantung berdebar kencang atau tidak teratur.
  • Pusing.
  • Lemas.
  • Mual.
  • Kehilangan keseimbangan atau merasa goyah.
  • Pandangan buram.
  • Pucat dan badan dingin.
  • Napas pendek atau cepat.
  • Pingsan.
  • Dehidrasi.
Jika mengalami gejala hipotensi, sebaiknya Anda segera duduk atau berbaring, minum air putih, dan menghentikan semua kegiatan yang sedang Anda lakukan. Gejala biasanya akan segera hilang setelah beberapa saat.
Jika Anda sering mengalami gejala hipotensi seperti yang disebutkan di atas, temui dokter untuk mengukur tekanan darah Anda dan memeriksa apakah ada penyakit tertentu yang menyebabkan timbulnya gejala seperti hipotensi.

Penyebab Hipotensi

Sebenarnya tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung kepada kegiatan yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang rileks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.
Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

Penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu

Hipotensi bisa diakibatkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, beberapa di antaranya adalah:
  • Hipotensi ortostatik. Gejala hipotensi ortostatik biasanya muncul saat Anda berubah posisi secara tiba-tiba. Seseorang dengan hipotensi ortostatik mengalami penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 15-30 mm Hg ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring.
  • Neurally mediated hypotension. Kondisi ini biasanya terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama, hingga aliran darah berkumpul pada bagian bawah tubuh.
  • Dehidrasi. Dehidrasi terjadi akibat tubuh kekurangan cairan dan bisa disebabkan oleh kurang minum, puasa atau diare.
  • Efek samping pengobatan. Ada beberapa obat yang bisa menurunkan tekanan darah, seperti obat antidepresi, obat anti-hipertensi seperti alpha-blocker dan beta-blocker, obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor) hingga obat diuretik.
  • Anemia. Anemia merupakan kondisi di mana kandungan hemoglobin di dalam darah rendah. Salah satu gejala anemia adalah tekanan darah rendah.
  • Kehamilan. Tekanan darah pada wanita hamil biasanya lebih rendah karena sistem peredaran darahnya yang berkembang dengan cepat.
  • Ketidakseimbangan hormon. Penyakit seperti diabetes atau penyakit Addison menyebabkan gangguan produksi hormon. Hal ini bisa berdampak pada keseimbangan kadar air dan mineral tubuh, serta tekanan darah.
  • Penyakit saraf. Penyakit saraf seperti penyakit Parkinson dapat menyebabkan hipotensi ketika menjangkiti sistem saraf yang mengontrol fungsi tubuh otonom seperti mengendalikan tekanan darah.
  • Perdarahan hebat. Hilangnya darah dalam jumlah besar dalam tubuh akan menurunkan asupan darah ke jaringan-jaringan di tubuh, sehingga tekanan darah tubuh akan menurun drastis. Ini merupakan kondisi mengancam nyawa yang memerlukan penanganan medis secepatnya.
  • Penyakit jantungPenyakit kronis seperti penyakit jantung menyebabkan darah tidak bisa dipompa dengan baik oleh jantung ke seluruh tubuh. Akibatnya, tekanan darah pun menurun.
  • Infeksi darah (Sepsis). Sepsis terjadi ketika infeksi yang terjadi dalam jaringan mulai memasuki aliran darah. Akibatnya, tekanan darah akan menurun drastis. Kondisi ini mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis secepatnya.
  • Reaksi alergi yang parah (anafilaksis). Anafilaksis adalah reaksi alergi parah yang berpotensi mengancam nyawa. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa gatal yang sangat, sesak napas, dan tekanan darah menurun drastis.

Diagnosis Hipotensi

Mengukur tekanan darah merupakan cara yang tepat dan mudah untuk mendiagnosis hipotensi. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum mengukur tekanan darah untuk mendapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang tepat.
  • Mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil.
  • Istirahat minimal 5 menit.
  • Dilakukan sambil duduk dan tidak sambil bicara.
Selain mengukur tekanan darah, ada beberapa cara atau tes lain untuk mendiagnosis penyebab hipotensi akibat kondisi atau penyakit tertentu, dan sekaligus menentukan perawatan yang tepat, yaitu:
  • Elektrokardiogram (EKG). Tes ini bertujuan mendeteksi keabnormalan struktur jantung, masalah suplai oksigen dan darah ke otot jantung, serta detak jantung yang tidak teratur.
  • Ekokardiogram. Tes ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung dan memeriksa fungsinya.
  • Tes latihan stres. Tes ini dilakukan dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras agar lebih mudah mendiagnosis tekanan darah. Bisa dilakukan dengan berjalan di treadmill.
  • Tes darah. Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa kadar hormon dan jika pasien mengalami anemia atau diabetes.
  • Valsalva Maneuver. Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut, seperti Anda meniup suatu balon yang sangat kaku. Tes ini dilakukan untuk memeriksa kondisi sistem saraf autonomi pernapasan.
  • Tes kemiringan tegak lurus (tilt table test). Tes ini biasa dilakukan bagi pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri.

Perawatan Hipotensi

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko hipotensi, yaitu membatasi konsumsi minuman keras dan minum air putih yang banyak. Bagi Anda yang menyukai minuman berkafein, hindari minuman yang mengandung nutrisi tersebut di malam hari.
Mengenai pola makan, lebih sering mengonsumsi makanan dalam porsi kecil lebih baik dibandingkan mengonsumsi makanan dalam porsi besar dengan frekuensi lebih jarang. Selain itu, meningkatkan asupan garam juga bisa mencegah hipotensi.
Penderita hipotensi juga dianjurkan untuk menghindari berdiri untuk jangka waktu lama. Terutama bagi penderita hipotensi ortosatik, ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring, lakukan secara perlahan-lahan.
Jika Anda mengonsumsi obat yang mungkin menyebabkan efek samping hipotensi, dokter bisa mengubah dosis obat tersebut atau memberikan alternatif lain
Pengobatan untuk hipotensi harus dilakukan berdasarkan penyebab dasarnya. Obat untuk mengatasi hipotensi biasanya diberikan untuk menambah jumlah darah atau mempersempit arteri agar tekanan darah meningkat.
Jika Anda sedang menjalani pengobatan, periksakan tekanan darah secara rutin. Dan jika Anda mengalami efek samping, segera temui dokter. Begitu pula pada kondisi hipotensi Anda yang tidak kunjung reda atau tidak menghilang, periksakan diri Anda di instansi kesehatan terdekat untuk menghindari komplikasi kerusakan otak atau cedera saat kehilangan keseimbangan.
http://www.alodokter.com/hipotensi

anemia

ANEMIA
https://youtu.be/8InO-l81WPg
Anemia defisiensi besi adalah kondisi kekurangan nutrisi zat besi yang mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah. Anemia terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan sel darah merah yang sehat dan dapat berfungsi dengan baik. Dalam laman ini, anemia akibat kekurangan zat besi akan dibahas lebih dalam.
Zat besi diperlukan tubuh untuk menghasilkan komponen sel darah merah yang dikenal sebagai hemoglobin. Hemoglobin di dalam sel darah merah dibutuhkan oleh tubuh untuk mengikat dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh organ. Selain itu juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh di paru-paru. Jika tubuh manusia kekurangan sel darah merah, penyebaran oksigen dan pembuangan karbondioksida akan terganggu.
Anemia Defisiensi Besi-Alodokter
Anemia jenis ini  umum terjadi pada orang di segala usia, termasuk anak-anak, dengan penderita wanita lebih banyak dibanding pria. Sebagian besar kasus anemia terjadi di negara yang masih berkembang termasuk Indonesia. Anemia defisiensi besi adalah salah satu jenis anemia yang paling umum.

Anemia Di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan tingkat kasus anemia cukup tinggi. Kekurangan zat besi menjadi salah satu masalah nutrisi terbesar di Indonesia. Anak-anak, ibu hamil dan wanita yang berada pada masa subur memiliki risiko tertinggi menderita anemia.
Berikut ini adalah beberapa penyebab anemia di Indonesia:
  • Malanutrisi atau gizi buruk adalah penyebab anemia nomor satu di Indonesia. Asupan zat besi orang Indonesia masih kurang karena kurangnya asupan yang bersumber dari nutrisi hewani. Nasi dan bahan nabati menjadi bahan makanan utama sehari-hari orang Indonesia, padahal daging juga diperlukan karena memiliki kandungan zat besi yang tinggi. Keragaman menu makanan memiliki peran penting dalam asupan zat besi yang cukup.
  • Kebiasaan minum teh dan kopi di kalangan orang Indonesia juga berpengaruh kuat dalam tingginya tingkat anemia di Indonesia. Teh dan kopi mengandung zat yang bisa menghambat penyerapan zat besi oleh tubuh manusia.
  • Indonesia juga termasuk dalam kelompok negara-negara dengan penderita talasemia yang tinggi. Talasemia adalah penyakit genetik atau keturunan yang mengakibatkan penderitanya mengalami kekurangan hemoglobin dan sel darah merah. Hal ini yang sering menyebabkan terjadinya kondisi anemia.
  • Di Indonesia, banyak orang yang mengonsumsi obat-obatan antasida akibat sakit maag atau masalah dengan asam lambung. Antasida yang dikonsumsi sebelum makan akan mengurangi produksi asam lambung, tapi hal ini justru berdampak pada turunnya penyerapan zat besi.
Wanita yang mengalami haid berlebihan cenderung menderita anemia. Hal ini terjadi karena banyaknya darah yang terbuang, inilah yang menjadi penyebab anemia pada wanita di masa subur.
Anemia juga umum terjadi pada wanita hamil. Pada masa hamil, kebutuhan zat besi wanita meningkat karena janin dalam kandungannya turut menyerap zat besi dan vitamin agar dapat tumbuh secara normal. 

Gejala Yang Muncul Akibat Anemia Defisiensi Besi

Tingkat gejala anemia tergantung kepada seberapa cepat cadangan zat besi tubuh menurun. Ada penderita yang mengalami hampir semua gejala, sedangkan ada beberapa yang hanya merasa lelah. Berikut adalah gejala-gejala anemia yang umum terjadi:
  • Mudah atau lebih cepat lelah
  • Mudah tersinggung
  • Kurang berenergi
  • Muka pucat
  • Sesak napas
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir.
  • Pusing dan sakit kepala
  • Kaki dan tangan terasa dingin
  • Sensasi kesemutan pada kaki
  • Lidah membengkak atau terasa sakit
  • Sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena infeksi
  • Sakit pada dada
  • Jantung terasa berdetak dengan cepat
Tanda-tanda lain yang bisa muncul akibat anemia adalah kuku menjadi mudah patah, rambut rontok, dan nafsu makan yang menurun.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera temui dokter untuk memastikan langkah diagnosis anemia.

Pengobatan dan Penanganan Anemia Defisiensi Besi

Mengonsumsi suplemen penambah zat besi dilakukan untuk meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh. Tindakan ini sebagai salah satu pengobatan anemia. Asupan zat besi melalui konsumsi makanan juga perlu ditingkatkan, hal ini demi menjaga cadangan dan tingkat zat besi yang normal. Ada beberapa makanan sumber zat besi yang sangat bagus, contohnya:
  • Hati ayam dan hati sapi
  • Kacang-kacangan, misalnya kacang hitam, kacang hijau, dan kacang merah
  • Tahu dan tempe
  • Boga bahari atau makanan laut seperti ikan, tiram dan kerang
  • Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
  • Daging merah tanpa lemak seperti daging sapi dan kambing
  • Buah-buahan kering, misalnya kismis dan aprikot
Agar dapat memaksimalkan penyerapan zat besi, asupan vitamin C juga diperlukan. Konsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besinya bersamaan dengan sumber vitamin C seperti jeruk, kiwi dan tomat.
Pada dasarnya, penyebab anemia bisa bervariasi. Agar tidak berkembang menjadi kondisi kronis, penyebab utamanya perlu diketahui dan ditangani. Jika dibiarkan, anemia yang pada umumnya mudah ditangani, justru bisa berdampak jangka panjang pada tubuh penderitanya.

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

Jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain. Kekurangan zat besi berdampak buruk kepada sistem kekebalan tubuh manusia. Inilah yang membuat Anda lebih mudah terserang penyakit lainnya.
Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat kinerja jantung menurun dan tidak bisa memompa darah ke seluruh bagian tubuh dengan baik.
Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. Komplikasi yang bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat atau tidak normal, dan lahir prematur.
http://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi

varises

VARISES

https://youtu.be/4ueYje_DOk0
Varises adalah pembengkakan dan pelebaran pembuluh darah vena yang biasanya terjadi pada bagian kaki akibat penumpukan darah. Orang-orang yang menderita penyakit ini, pembuluh vena mereka juga dapat terlihat menonjol keluar berwarna biru atau ungu tua. Kadang-kadang bentuknya menyerupai simpul atau tali berpilin.
Selain itu, gejala-gejala lain yang bisa menyertai penyakit varises adalah pembengkakan pada kaki bagian bawah (termasuk mata kaki), kaki terasa berat dan tidak nyaman, perubahan warna kulit kaki bagian bawah atau kulit tampak kering, dan kram otot kaki.
Varises bisa terjadi di semua pembuluh vena pada tubuh, namun kondisi ini paling sering terjadi di kaki (terutama betis) karena tekanan yang besar saat kita berdiri atau berjalan.
Kasus varises kebanyakan dialami oleh wanita dibanding pria. Selain berjenis kelamin wanita, faktor lain yang bisa meningkatkan seseorang terkena varises adalah obesitaskehamilan, dan usia tua.
varises-alodokter

Penyebab penumpukan darah pada penyakit varises

Penumpukan darah di dalam pembuluh vena terjadi akibat melemahnya atau rusaknya katup vena. Pembuluh vena berfungsi mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung. Di dalam pembuluh vena, ada katup yang berfungsi sebagai pintu satu arah agar darah yang sudah melewatinya tidak dapat kembali lagi. Lemah atau rusaknya katup vena menyebabkan terjadinya arus balik darah dan penumpukan darah di dalam pembuluh vena. Penumpukan inilah yang kemudian menyebabkan pembuluh tersebut melebar.

Diagnosis varises

Diagnosis penyakit varises dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan keterangan mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan faktor risiko pada pasien. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mengamati bagian-bagian yang mengalami varises. Tes khusus jarang disarankan kecuali dokter mencurigai adanya masalah vena dalam atau komplikasi lainnya. Contoh tes yang mungkin disarankan adalah USG Duplex Doppler.

Pengobatan Varises

Kondisi varises yang masih tergolong ringan masih dapat ditangani sendiri di rumah. Tujuannya adalah meredakan gejala, mencegah varises bertambah parah, serta menghindari terjadinya komplikasi berupa luka atau pendarahan.
Salah satu contoh penanganan yang bisa kita lakukan adalah dengan memakai stoking antivarises atau disebut juga bebat kompresi. Selain itu, hindari berdiri terlalu lama dan luangkan beberapa saat untuk mengistirahatkan kaki Anda dalam posisi tubuh direbahkan dengan diberi penyangga (posisi kaki lebih tinggi dari badan). Jangan lupa untuk selalu menjaga berat badan ideal dan rutin berolahraga.
Jika rasa tidak nyaman atau nyeri akibat varises masih terasa meskipun Anda sudah melakukan penanganan di rumah, atau bahkan menimbulkan komplikasi, maka sebaiknya Anda menemui dokter. Metode pengobatan yang mungkin disarankan oleh dokter adalah operasi pengangkatan pembuluh vena yang mengalami varises dan operasi penutupan pembuluh vena dengan menggunakan bahan khusus berbentuk busa (skleroterapi) atau dengan menggunakan panas (endothermal ablation).
http://www.alodokter.com/varises

stroke

STROKE
https://youtu.be/EO3ZzFC-cxM
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi kesehatan yang serius yang membutuhkan penanganan cepat.
Ketika pasokan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak terputus, maka sel-sel otak akan mulai mati. Karena itu semakin cepat penderita ditangani, kerusakan yang terjadi pun semakin kecil bahkan kematian bisa dihindari. Jika Anda merasakan serangan stroke atau melihat orang lain terserang stroke, segera hubungi rumah sakit untuk meminta ambulans.
stroke-alodokter

Gejala stroke

Ingatlah gejala stroke berikut ini agar dapat melakukan tindakan yang tepat.
  • Cara bicara penderita tidak jelas atau kacau, bahkan ada juga penderita yang tidak bisa bicara sama sekali walau mereka terlihat sadar
  • Mata dan mulut pada salah satu sisi wajah penderita terlihat turun
  • Lengan si penderita mengalami kelumpuhan saat terserang stroke, karena itu mereka tidak mampu mengangkat salah satu atau bahkan kedua lengannya
Segera hubungi rumah sakit jika Anda melihat gejala-gejala di atas.

Latar belakang terjadinya stroke

Otak dapat berfungsi dengan baik jika pasokan oksigen dan nutrisi yang disediakan darah mengalir dengan baik. Jika pasokan darah terhambat, maka otak akan rusak, bahkan seseorang yang terkena stroke bisa meninggal.

Stroke menurut jenisnya

Jenis stroke jika dilihat dari penyebabnya dibagi menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik terjadi jika pasokan darah berhenti akibat gumpalan darah dan stroke hemoragik terjadi jika pembuluh darah yang memasok darah ke otak pecah.
Ada juga yang disebut TIA (Transient Ischemic Attack) atau stroke ringan. TIA terjadi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan sesaat yang biasanya diawali dengan gejala pusing, penglihatan ganda, tubuh secara mendadak terasa lemas, dan sulit bicara.
Meski hanya sesaat, tetap harus ditangani secara serius. Karena hal ini biasanya merupakan peringatan akan datangnya serangan stroke berat.

Penyakit stroke di Indonesia

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, terdapat sekitar 12 penderita stroke per 1000 penduduk Indonesia. Stroke juga merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia.
Orang-orang yang usianya lebih dari 65 tahun paling berisiko terkena stroke. Namun dua puluh lima persen stroke terjadi pada orang-orang yang berusia di bawah 65 tahun, termasuk anak-anak.
Orang-orang yang merokok, kurang olah raga, dan memiliki pola makan yang buruk juga rentan terhadap stoke. Selain itu orang-orang yang sirkulasi darahnya terganggu akibat tekanan darah tinggikolesterol tinggi, detak jantung tidak teratur atau fibrilasi atrium, dan diabetes, juga lebih rentan terhadap stroke.

Diagnosis stroke

Stroke umumnya didiagnosis melalui tanda-tanda fisik, serta melalui foto atau pencitraan otak. Pencitraan otak gunanya untuk menentukan apakah stroke disebabkan oleh arteri yang tersumbat atau pembuluh darah yang pecah, adanya risiko serangan stroke iskemik, bagian otak mana yang terserang, dan seberapa parah stroke tersebut.

Metode pengobatan stroke

Pengobatan stroke tergantung dari jenisnya, stroke iskemik atau hemoragik. Pengobatan juga disesuaikan pada area otak mana stroke terjadi. Pada umumnya stroke diobati dengan obat-obatan, termasuk obat pencegahan untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, dan menghilangkan pembekuan darah. Dalam beberapa kasus, operasi diperlukan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh stroke hemoragik atau menghilangkan lemak di arteri.

Dampak stroke terhadap kehidupan penderitanya

Stroke dapat berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan Anda dalam berbagai aspek. Proses rehabilitasinya spesifik dan tergantung pada gejala yang Anda alami dan seberapa parah gejala tersebut. Sejumlah ahli dan spesialis bisa membantu. Diantaranya adalah, psikolog, ahli terapi okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi.
Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan rehabilitasi dalam periode panjang. Namun sebagian besar dari mereka tidak akan pernah pulih sepenuhnya.

Pencegahan stroke

Stroke dapat dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Risiko mengalami stroke akan berkurang jika Anda makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, tidak merokok, dan minum alkohol sesuai takaran. Berusaha menurunkan tingkat kolesterol dan tekanan darah tinggi dengan obat-obatan juga bisa mengurangi risiko terkena stroke. Pada sebagian orang, obat-obatan untuk mencegah pembekuan darah serta obat untuk menjaga kadar normal gula darah juga penting untuk mencegah terjadinya stroke.

Komplikasi stroke

Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai komplikasi, dan beberapa diantaranya dapat membahayakan nyawa si penderita. Contoh dari komplikasi tersebut diantaranya adalah hidrosefalus atau tingginya produksi cairan serebrospinal, disfagia atau kesulitan menelan, dan trombosis vena dalam atau penggumpalan darah pada kaki.
http://www.alodokter.com/stroke

jantung koroner

JANTUNG KORONER
https://youtu.be/lO6IY0pLbXU

Penyakit jantung koroner merupakan jenis penyakit jantung penyebab utama kematian baik pada pria atau wanita di dunia.
Penyakit Jantung Koroner penyebab gejala dan cara pengobatannyaPenyakit jantung koroner (PJK) merupakan jenis penyakit yang paling umum dari penyakit jantung dan penyabab kematian tertinggi bagi pria maupun wanita di dunia. Sebuah data dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika menyebutkan penyakit ini telah membunuh lebih dari 370.000 orang setiap tahunnya.
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh arteri yang memasok darah ke jantung mengeras dan menyempit akibat penumpukan kolesterol dan zat lainnya atau lebih dikenal dengan plak. Ketika plak semakin menumpuk dan menyumbat aliran darah, jantung tidak mendapatkan pasokan darah, oksigen dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan jantung untuk berfungsi secara normal.

Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung merupakan penyakit degeneratif dalam arti penyakit jantung koroner membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembentukan dan penumpukan plak di pembuluh arteri.
Tanda dan gejala penyakit jantung koroner meliputi:
  • Nyeri dada (angina)
  • Sesak napas
  • Serangan jantung
Stres secara fisik maupun secara emosional dapat memicu sesak dan rasa tidak nyaman di dada Anda, terasa seperti ada tekanan pada dada. Rasa nyeri ini disebut angina, ini merupakan tanda atau gejala dari penyakit jantung koroner. Nyeri dada yang terjadi saat Anda melakukan aktivitas fisik yang berat dan hilang setelah beristirahat juga merupakan ciri khas dari angina.
Jika Anda mengalami sesak napas atau merasa sangat capek yang berlebihan setelah melakukan olahraga atau kegiatan fisik lainnya juga bisa menjadi tanda adanya penyumbatan pada pembuluh arteri koroner jantung Anda.
Jika penyumbatan pada arteri koroner telah menutupi seluruh jalur darah, maka risiko terjadi serangan jantung juga semakin besar. Serangan jantung biasanya ditandai rasa nyeri pada bahu atau lengan kiri Anda atau rasa sesak (rasa di tekan dengan kuat) pada daerah dada.
Jika telah mengalami gejala penyakit jantung koroner dan mencurigai Anda telah mengalami serangan jantung, segera berkonsultasi dengan dokter. Pada umumnya dokter akan memastikan kesehatan jantung Anda dengan melakukan beberapa tes atau pemeriksaan.

Cara Mendiagnosis Penyakit Jantung Koroner

Berikut ini beberapa prosedur yang biasa dilakukan oleh dokter untuk memastikan Anda menderita PJK atau bersiriko tinggi menderita PJK.
  • Elektrokardiogram (ECG atau EKG) untuk melihat apakah Anda pernah mengalami serangan jantung.
  • Echocardiogram untuk melihat dan mengukur tingkat fungsi jantung
  • Kateterisasi jantung atau angiogram untuk memeriksa aliran darah yang melalui jantung Anda.
  • Computerized tomography (CT) scan pada organ jantung Anda untuk memeriksa tumpukan plak di arteri Anda.
  • Magnetic resonance angiography (MRA), menggunakan teknologi MRI untuk mencari penyumbatan pada pembuluh darah.

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Penumpukan plak pada arteri koroner biasanya di akibatkan karena adanya kerusakan pada dinding bagian dalam arteri koroner dan hal ini bisa tejadi sejak masa kanak-kanak. Kerusakan ini biasanya di akibatkan karena:
  • Kebiasaan merokok
  • Menderita penyakit darah tinggi
  • Tingkat Kolesterol yang tinggi
  • Menderita penyakit diabetes
  • Terapi radiasi untuk pengobatan penyakit kanker (di daerah dada)
  • Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolahraga)
  • Riwayat keluarga penderita penyakit jantung koroner
  • Kegemukan atau obesitas
  • Tingkat stes yang tinggi
Para peneliti juga mempelajari faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner seperti
  • Peningkatan trigliserida
  • Homocystein tinggi
  • Peningkatan lipoproterin-a
Jika Anda memilki beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner, seperti merokok atau mempunyai tekanan darah tinggi segera periksakan diri Anda ke dokter supaya Anda bisa segera mendapatkan penanganan untuk mengurangi risiko di masa depan seperti menurunkan tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang tinggi.

Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Apabila Anda telah mendapatkan vonis dari dokter bahwa Anda menderita penyakit jantung koroner bersegeralah untuk merubah gaya hidup seperti:
  • Berhenti merokok
  • Makan makanan yang sehat
  • Berolahraga secara teratur
  • Menurunkan berat badan
  • Mengurangi stres
Selain melakukan tips diatas, pengobatan penyakit jantung koroner juga bisa dilakukan dengan mengkonsumsi obat jantung koroner, termasuk:
  • Obat penurun kolesterol, yang dirancang untuk mengurangi kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL)
  • Obat pengencer darah seperti aspirin yang berfungsi untuk mengurangi risiko penggumpalan darah
  • Nitrogliserin untuk mengontrol nyeri dada berkerja membersihkan penyumbatan di areri koroner
  • Angiotesin converting enzyme (ACE) dan angina receptor bloker (ARB) untuk menurunkan tekanan darah
Dalam beberapa kasus penyakit jantung koroner memerlukan penanganan yang lebih serius seperti pemasangan ring pada arteri koroner, angiopati atau operasi bypass arteri koroner yang tentunya membutuhkan biaya yang sangat banyak. Ring yang dipasang bertujuan untuk membuka arteri yang menyempit dengan tujuan untuk meningkatkan aliran darah.
Komplikasi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit arteri koroner dapat menyebabkan komplikasi berikut
  • Nyeri dada (angina)
  • Serangan jantung
  • Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah (gagal jantung)
  • Irama denyut jantung yang abnormal (aritmia)
Dengan pemeriksaan dini dan pengobatan penyakit jantung koroner yang tepat dapat membantu menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit arteri koroner serta membantu mencegah terjadinya komplikasi penyakit jantung koroner.
https://obatjantung.muarafarma.com