Minggu, 25 Februari 2018

Peta Konsep Sistem Ekskresi Manusia

Peta Konsep Sistem Ekskresi Manusia



Laporan Model Penyaringan Darah dalam Ginjal-kelompok 2

Laporan Model Penyaringan Darah dalam Ginjal

Aktivitas 9.1
Model Penyaringan Darah dalam Ginjal

Anggota Kelompok 2 :

Arla Tyara Pujakusuma    - 01
Athira Prameshnira Ivana - 03
Aurel Josephira Jasmine    -05
Rizqi Putera Pamungkas    -19


Alat dan Bahan :

1. 500 mL air
2. 2 mL pewarna makanan warna merah
3. 1 sendok makan tepung terigu
4. 1 buah pengaduk
5. 2 buah gelas kimia ukuran 500 mL
6. 1 buah corong
7. 2 buah kertas saring














Cara Kerja :

1. Sediakan 500 mL air lalu campurkan 5 tetes pewarna makanan ke dalam gelas kimia
2. Sediakan 1 sendok tepung terigu
3. Susunlah alat mulai dari corong yang telah diberi kertas saring di atas gelas kimia
4. Tuangkan secara hati hati sebagian campuran yang telah dibuat, diatas kertas saring
5. Amatilah hasil penyaringan yang terbentuk, dibandingkan dengan larutan yang belum disaring
Apa yang perlu kamu diskusikan?

1. Bagaimana perbedaan air dari larutan hasil penyaringan dan bahan awal sebelum di saring?
    Jawab : Air larutan hasil dari penyaringan lebih jernih dari pada bahan awal sebelum disaring
2. Apa yang menyabbabkan berbeda ?
   Jawab : Air sebelum disaring terdapat banyak tepung , sedangkan setelah disaring air tersebut lebih     jernih
3. Bila rangkaian percobaan pada gambar 9.4 diumpamakan sebagai badan Malpighi , maka :
   a. Corong dan kertas saring diumpamakan sebagai bagian apakah pada badan Malpighi ?
       Jawab : Glomerulus
   b. Gelas kimia diumpamakan sebagai bagian apakan pada badan Malpighi?
       Jawab : Kapsula bowman

Kesimpulan :

Pada praktikum tadi dapat dilihat bagaimana cara kerja glomerulus dalam menyaring darah.

Minggu, 18 Februari 2018

JERAWAT

Jerawat

https://youtu.be/f5w8OaTQGU8
Jerawat adalah masalah kulit yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, leher, punggung, dan dada. Bintik-bintik tersebut dapat berkisar mulai dari yang ringan, seperti komedo hitam dan komedo putih, hingga bintik-bintik parah yang berisi nanah dan kista. Biasanya bintik-bintik yang tergolong parah tersebut akan meninggalkan bekas luka.
Selain ditandai dengan gejala-gejala seperti kulit berminyak dan munculnya bintik-bintik, kadang-kadang jerawat juga menyebabkan kulit terasa panas dan sakit saat disentuh. Ada beberapa bagian pada tubuh yang biasa ditumbuhi jerawat dan yang paling umum adalah wajah. Jerawat merupakan kondisi yang umum, artinya sebagian besar orang pernah mengalaminya.
Acne
Sebagian besar kasus jerawat terjadi pada seseorang yang berusia di bawah 28 tahun. Terutama bagi remaja, mereka sangat rentan terkena jerawat pada usia 14-19 tahun.
Meskipun jerawat dapat menghilang dengan sendirinya seiring pertumbuhan usia, namun pada sebagian kasus, masih ada yang mengalami masalah jerawat di pertengahan usia 20-an. Wanita usia 20-an tahun lima kali lebih berisiko mengalami hal tersebut dibandingkan pria usia 20-an tahun.

Faktor-faktor penyebab jerawat

Jerawat bisa muncul pada usia berapa pun, namun perubahan kadar hormon selama masa puber kerap dikaitkan dengan penyebab-penyebabnya. Perubahan hormon tersebut berdampak kepada kelenjar penghasil minyak atau sebum yang letaknya dekat dengan folikel rambut di kulit.
Peningkatan aktivitas kelenjar ini menyebabkan produksi sebum pada wajah juga bertambah. Jadi tumpukan sebum ini nantinya akan bergabung dengan kotoran dan sel kulit yang mati, kemudian menyumbat pori-pori.
Pada saat pori-pori tersumbat dan dengan banyaknya sebum pada permukaan kulit, bakteri yang disebut Propionobacterium acnes berkembang dengan cepat. Bakteri ini merupakan bakteri penyebab jerawat. Propionobacterium acnes melepaskan semacam zat iritan yang akan mengiritasi kulit. Efek dari iritasi inilah yang menyebabkan kulit memerah dan membengkak, disamping itu juga menyebabkan timbulnya nanah di balik kulit.
Lapisan dalam folikel rambut juga menebal akibat perubahan kadar hormon dan menyebabkan tersumbatnya pori-pori kulit. Penyumbatan pori-pori ini tidak akan hilang, meski kulit telah dibersihkan.
Selain pada masa puber, jerawat juga bisa dialami para wanita akibat perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi dan masa kehamilan. Jerawat juga diketahui sebagai faktor keturunan. Kemungkinan besar seseorang akan memiliki jerawat jika kedua orang tua berjerawat juga.
Hingga kini belum ada bukti bahwa jerawat disebabkan oleh aktivitas seksual, makanan, atau buruknya kebersihan.

Diagnosis jerawat

Dokter biasanya mampu mendiagnosis jerawat hanya dengan melihat kulit penderita secara langsung. Melalui pemeriksaan, dokter dapat menentukan jenis jerawat yang tumbuh serta mengukur tingkat keparahannya (tingkat peradangan dan jumlah jerawat). Setelah diagnosis dilakukan, barulah rencana penanganan bisa dibuat.

Tindakan yang tepat dilakukan jika memiliki jerawat

Penting untuk menjaga kebersihan kulit di area yang berjerawat, meski itu tidak akan mencegah munculnya jerawat baru. Basuh area tersebut dua kali sehari dengan menggunakan pembersih atau sabun wajah. Agar tidak mengalami iritasi, jangan menggosok kulit terlalu keras.
Kini sebagian besar produk pelembap telah melalui tahap pengujian agar tidak menimbulkan komedo atau jerawat. Gunakan pelembap jika kulit Anda kering dan hindari memakai produk kecantikan yang dapat menyumbat pori-pori kulit.
Meski jerawat tidak bisa disembuhkan, namun masih bisa dikendalikan melalui pengobatan. Obat-obatan berbentuk gel, pelembap, dan krim kini sudah banyak tersedia di apotek. Jika memiliki jerawat, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter, terutama jika penggunaan obat yang dijual bebas di pasaran tidak membuahkan hasil atau bahkan justru menimbulkan efek samping seperti:
  • Pembengkakan pada wajah, mata, bibir, atau lidah.
  • Radang tenggorokan dan sesak napas.
  • Pingsan.
Umumnya dokter menyarankan penggunaan produk yang mengandung konsentrat benzoil peroksida rendah. Namun berhati-hatilah dalam menggunakannya karena pada bidang industri, konsentrat tersebut juga digunakan sebagai bahan pemutih pakaian.
Anda mungkin membutuhkan antibiotik atau krim yang lebih kuat jika jerawat Anda tergolong parah dan timbul pada sejumlah bagian tubuh, seperti dada dan punggung. Ingatlah bahwa penggunaan obat tersebut tetap harus melalui resep dokter.

Komplikasi jerawat

Tanyakan kepada dokter jika pertumbuhan jerawat makin parah. Jika jerawat parah tidak segera ditangani, dikhawatirkan bisa menimbulkan komplikasi berupa bekas luka. Selain itu, disarankan untuk menemui dokter jika obat yang digunakan tidak bisa mengendalikan pertumbuhan jerawat sehingga menjadikan Anda tidak percaya diri serta depresi.
Pengobatan jerawat membutuhkan kesabaran. Tidak disarankan untuk memencet jerawat karena akan meninggalkan bekas luka permanen. Biasanya pengobatan akan menunjukkan hasil optimal dalam tiga bulan.
http://www.alodokter.com/jerawat

BIANG KERINGAT

Biang Keringat

Apa itu biang keringat?

Biang keringat, atau juga dikenal dengan miliaria, adalah jenis ruam kulit yang terjadi saat keringat, sel kulit mati, atau bakteri terperangkap di bawah kulit, atau saat kelenjar keringat tersumbat. Biang keringat biasanya muncul pada leher, bahu, dada dan area di sekitar ketiak, siku, dan pangkal paha.
Biang keringat biasanya akan menghilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Namun pada kasus yang serius, biang keringat dapat mengganggu mekanisme regulasi panas pada tubuh..

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala biang keringat?

Gejala-gejala umum dari biang keringat adalah:
  • Benjolan-benjolan dan lenting yang merah dan kecil pada kulit
  • Pembengkakan ringan
  • Gatal-gatal
  • Sensasi perih atau tertusuk-tusuk secara intens.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Biang keringat biasanya menghilang dalam beberapa hari, namun dapat mempengaruhi regulasi panas pada tubuh. Anda harus menghubungi dokter apabila Anda mengalami:
  • Area yang terpengaruh terasa sangat sakit atau bengkak
  • Lenting mengandung terlalu banyak nanah
  • Pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak, leher atau pangkal paha
  • Demam atau menggigil.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya, konsultasikanlah dengan dokter Anda. Tubuh masing-masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab biang keringat?

Biang keringat terjadi saat suhu panas dan lembap. Kondisi ini terjadi apabila Anda tinggal atau berpergian ke negara-negara tropis atau mengenakan pakaian yang membuat kulit tidak dapat bernapas. Biang keringat biasanya akan lebih parah pada area yang tertutup. Pada beberapa kasus, orang dapat mengalami biang keringat saat musim dingin karena pakaian yang digunakan.
Pada orang dewasa, keringat berlebih dapat membuat pori-pori dan kelenjar keringat bekerja berlebih dan tersumbat. Keringat yang tersumbat membuat iritasi kulit dan biang keringat. Pada anak-anak, kelenjar keringat mereka masih belum terbentuk dengan sempurna dan mudah pecah, menyebabkan keringat terperangkap di bawah kulit.
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas dapat menyebabkan keringat berlebih. Olahraga dan bed rest yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan biang keringat.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk biang keringat?

Ada banyak faktor risiko untuk biang keringat, yaitu:
  • Bayi yang baru lahir lebih mudah mengalami biang keringat selama 1 minggu pertama.
  • Orang yang tinggal di daerah dengan iklim tropis lebih mudah mengalami biang keringat.
  • Aktivitas fisik yang berlebih tanpa pakaian yang sesuai.

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana biang keringat didiagnosis?

Biang keringat dapat didiagnosis dengan melihat tampilan kulit.

Apa saja pengobatan untuk biang keringat?

Biang keringat biasanya akan menghilang sendiri dalam beberapa hari. Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi biang keringat adalah menghindari panas, lembap, mengenakan pakaian katun yang longgar, dan kurangi berkeringat.
Anda juga dapat menggunakan pengobatan untuk meredakan rasa gatal. Beberapa obat adalah: losion calamine, krim hydrocortisone, tablet antihistamin dan steroid topikal. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan pengobatan yang memerlukan resep.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi biang keringat?

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi biang keringat:
  • Hindari merasa kepanasan dengan berteduh saat di luar dan minum banyak air untuk menghidrasi tubuh Anda.
  • Mandi dengan air dingin untuk menyejukkan kulit Anda. Berada di ruang ber-AC atau menggunakan kipas angin juga dapat membantu. Anda dapat menggunakan kompres dingin, namun hindari menggunakannya lebih dari 20 menit.
sumber : https://hellosehat.com/penyakit/biang-keringat-2/

KANGKER GINJAL

Kangker Ginjal
https://youtu.be/QYjVw3Fni64
Kanker ginjal adalah salah satu jenis kanker yang paling cepat tumbuh dan menyebar dalam tubuh manusia. Terlambat mendapatkan diagnosis bisa berakibat sangat fatal. Sayangnya, gejala kanker ginjal umumnya tidak terlihat pada stadium awal sehingga cukup sulit untuk mengenali ciri-cirinya dan mendapatkan diagnosis yang tepat.
Kanker ini memang baru akan terasa gejala atau tandanya setelah mencapai tahap menengah sampai stadium lanjut. Pada stadium lanjut, orang yang memiliki kanker ginjal akan merasakan nyeri dan pembengkakan di sekitar area pinggang. Apa lagi gejala-gejala kanker ginjal yang patut diwaspadai? 

Ciri-ciri dan gejala kanker ginjal

Perubahan warna urine

Warna urine (air kencing) umumnya adalah bening, jika setiap harinya Anda rutin mengonsumsi banyak air putih. Atau biasanya warna urine yang keluar adalah kuning bila cairan tubuh mengalami dehidrasi. Namun, pada orang yang memilki kanker ginjal, urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau kecokelatan. Ini dikarenakan tercampurnya urine dengan darah, atau disebut juga hematuria.

Sakit punggung

Rasa sakit seperti adanya tekanan di punggung bisa jadi tanda adanya kanker ginjal. Namun, gejala ini biasanya terasa jika massa tumor sudah membesar dan menekan jaringan lain di sekitar ginjal. Kebanyakan orang baru diketahui memiliki kanker ginjal setelah menjalani CT scan maupun MRI ketika mengeluh sakit punggung ataupun perut.

Nafsu makan hilang

Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya (misalnya tidak sedang diet) biasanya terjadi pada penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetestuberkulosis paru, dan sebagainya.
Maka, apabila Anda mengalami nafsu makan yang cenderung menurun sehingga berat badan turun secara drastis, ditambah gejala gangguan ginjal lainnya, sebaiknya Anda cek ke dokter untuk mendeteksi gejala kanker ginjal secara dini.

Demam

Demam yang dialami kemungkinan terjadi karena gejala penurunan nafsu makan dan berat badan Anda. Tubuh yang kekurangan nutrisi dan cairan akan memudahkan Anda mengalami infeksi dan demam.

Tubuh cepat lelah

Tubuh yang terasa lelah, lemas, dan lesu dapat terjadi karena hilangnya nafsu makan Anda. Tubuh akan menjadi sangat lemas bila tetap tak diisi dengan makanan dan minuman yang cukup. Jika keluhan ini disertai juga dengan nyeri punggung hingga urine yang berdarah, segera periksalah ke dokter.

Gejala kanker ginjal lainnya

  • Kekurangan darah atau anemia.
  • Keluar keringat di malam hari.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Pembengkakan pembuluh darah di sekitar testis (jika kanker ginjal diderita oleh pria).
  • Bengkak di pergelangan kaki atau kaki Anda.
  • Kanker ginjal yang menyebar ke bagian lain tubuh Anda dapat menyebabkan gejala lain, seperti sesak napas, batuk darah, dan sakit tulang.

Bagaimana menentukan stadium kanker ginjal?

Jika kanker ginjal didiagnosis, dokter Anda perlu mengetahui sejauh mana stadium mana kanker ginjal yang Anda miliki. Hal ini untuk membantu Anda memilih pengobatan yang terbaik dan sesuai. Penentuan stadium didasarkan pada ukuran tumor ginjal dan apakah kanker telah menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke bagian tubuh yang lain. Stadium-stadium kanker ginjal yaitu:
  • Stadium I: Tumor tidak lebih besar dari bola tenis (hampir 3 inci atau sekitar 7 sentimeter). Sel kanker hanya ditemukan di ginjal.
  • Stadium II: Tumor lebih besar dari pada bola tenis. Tapi sel kanker hanya ditemukan di ginjal.
  • Stadium III: Tumor bisa bermacam-macam. Ini telah menyebar ke setidaknya satu kelenjar getah bening terdekat. Atau sudah tumbuh melalui ginjal untuk mencapai pembuluh darah di dekatnya.
  • Stadium IV: Tumor telah tumbuh melalui lapisan jaringan lemak dan lapisan luar jaringan fibrosa yang mengelilingi ginjal. Atau sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau ke paru-paru, hati, tulang, atau jaringan lainnya.
https://hellosehat.com 

DIABETES INSIPIDUS

Diabetes Insipidus
https://youtu.be/OxIl1r3N-hk
Diabetes insipidus adalah kondisi yang cukup langka, dengan gejala selalu merasa haus dan pada saat bersamaan sering membuang air kecil dalam jumlah yang sangat banyak. Jika sangat parah, penderitanya bisa mengeluarkan air kencing sebanyak 20 liter dalam sehari.
Diabetes insipidus sendiri berbeda dengan diabetes melitus. Diabetes melitus adalah penyakit jangka panjang yang ditandai dengan kadar gula darah di atas normal. Diabetes insipidus, pada lain sisi tidak terkait dengan kadar gula dalam darah.

Penyebab Diabetes Insipidus

Terjadinya diabetes insipidus dikarenakan gangguan pada hormon antidiuretik (antidiuretic hormone/ADH) yang mengatur jumlah cairan dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan hipotalamus, yaitu jaringan khusus di otak. Hormon ini disimpan oleh kelenjar pituitari setelah dihasilkan oleh hipotalamus.
Kelenjar pituitari akan mengeluarkan hormon antidiuretik ini saat kadar air di dalam tubuh terlalu rendah. ‘Antidiuretik’ berarti bersifat berlawanan dengan ‘diuresis’. ‘Diuresis’ sendiri berarti produksi urine. Hormon antidiuretik ini membantu mempertahankan air di dalam tubuh dengan mengurangi jumlah cairan yang terbuang melalui ginjal dalam bentuk urine.
Yang menyebabkan terjadinya diabetes insipidus adalah produksi hormon antidiuretik yang berkurang atau ketika ginjal tidak lagi merespons seperti biasa terhadap hormon antidiuretik. Akibatnya, ginjal mengeluarkan terlalu banyak cairan dan tidak bisa menghasilkan urine yang pekat. Orang yang mengalami kondisi ini akan selalu merasa haus dan minum lebih banyak karena berusaha mengimbangi banyaknya cairan yang hilang.
Diabetes insipidus sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
  • Diabetes insipidus kranial. Diabetes insipidus jenis ini yang paling umum terjadi. Disebabkan tubuh tidak memiliki cukup hormon antidiuretik dari hipotalamus. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kerusakan pada hipotalamus atau pada kelenjar pituitari. Kerusakan yang terjadi bisa diakibatkan oleh terjadinya infeksi, operasi, cedera otak, atau tumor otak.
  • Diabetes insipidus nefrogenik. Diabetes insipidus jenis ini muncul ketika tubuh memiliki hormon antidiuretik yang cukup untuk mengatur produksi urine, tapi organ ginjal tidak merespons terhadapnya. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kerusakan fungsi organ ginjal atau sebagai kondisi keturunan. Beberapa obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit mental, seperti lithium, juga bisa menyebabkan diabetes insipidus jenis ini.
Jika Anda mengalami gejala diabetes insipidus, seperti selalu merasa haus dan buang air kecil melebihi dari biasanya, sebaiknya segera temui dokter. Mungkin yang Anda alami bukan diabetes insipidus, tapi akan lebih baik untuk mengetahui penyebabnya.
Orang dewasa buang air kecil sebanyak 4-7 kali dalam sehari, sedangkan anak kecil melakukannya hingga 10 kali dalam sehari. Hal ini dikarenakan kandung kemih anak-anak berukuran lebih kecil. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui penyebab pastinya dan diagnosis terhadap kondisi yang dialami.

Pengobatan Diabetes Insipidus

Pada diabetes insipidus kranial, pengobatan mungkin tidak perlu dilakukan pada kasus yang ringan. Untuk mengimbangi jumlah cairan yang terbuang, Anda perlu mengonsumsi air lebih banyak. Terdapat obat yang berfungsi untuk meniru peran hormon antidiuretik bernama desmopressin. Jika memang diperlukan, Anda bisa mengonsumsi obat ini.
Sedangkan pada diabetes insipidus nefrogenik, obat yang digunakan untuk mengatasinya adalah thiazide diuretik. Obat ini berfungsi menurunkan jumlah urine yang dihasilkan oleh organ ginjal.

Komplikasi Diabetes Insipidus

Rendahnya jumlah air atau cairan dalam tubuh dinamakan dehidrasi. Ini adalah salah satu komplikasi yang disebabkan oleh diabetes insipidus. Jika dehidrasi yang terjadi cukup ringan, Anda bisa minum oralit untuk mengatasinya. Tapi penanganan di rumah sakit akan diperlukan jika dehidrasi yang dialami cukup parah.
http://www.alodokter.com/diabetes-insipidus

HEMATURIA

Hematuria
HEMATURIA
Hematuria adalah istilah medis yang menandakan adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun, kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Hematuria sering terlihat sangat menakutkan dan menimbulkan kekhawatiran, namun kondisi ini jarang menjadi pertanda penyakit yang membahayakan nyawa Anda. Meski begitu, Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.
Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh.
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.
Hematuria pada umumnya muncul akibat kondisi medis lain yang mendasarinya. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyakit yang mendasari tersebut. Misalnya, jika hematuria disebabkan oleh infeksi saluran kemih, maka dokter akan memberikan resep antibiotik. Namun jika disebabkan oleh batu ginjal, pengobatan bisa dilakukan dengan obat pereda sakit, obat tamsulosin untuk memperlancar keluarnya batu, hingga operasi. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa warna urine tidak seperti biasanya.

Gejala Hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah perubahan warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit, tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya, seperti frekuensi buang air kecil yang meningkat, sakit pada perut bagian bawah, atau bahkan kesulitan buang air kecil. Masing-masing ini akan kita bahas lebih mendalam di bagian penyebab terjadinya hematuria.

Penyebab Terjadinya Hematuria

  • Infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Gejala lain selain hematuria adalah keinginan untuk terus buang air kecil, sakit dan sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine yang beraroma kuat.
  • Infeksi ginjal. Gejala yang lainnya adalah demam dan juga sakit pada sisi punggung bagian bawah.
  • Batu ginjal. Jika batu cukup kecil, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi jika batu berukuran besar dan menghalangi salah satu saluran dari ginjal, akan menyebabkan sakit yang parah.
  • Pembengkakan kelenjar prostat. Kondisi yang umum ini tidak terkait dengan kanker prostat dan cenderung terjadi pada pria dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
  • Kanker prostat. Kondisi ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani sejak dini. Cenderung terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Perkembangan kondisi ini sangat perlahan.
  • Kanker kandung kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Kanker ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Kanker ini bisa disembuhkan apabila terdeteksi dan diobati sejak dini.
  • Peradangan pada uretra. Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti klamidia, akibat terinfeksi bakteri klamidia.
  • Kelainan genetik. Anemia sel sabit adalah kerusakan hemoglobin sel darah karena faktor keturunan. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya darah dalam urine. Selain anemia sel sabit, sindrom Alport juga bisa menyebabkan hematuria. Sindrom ini memengaruhi jaringan penyaring pada ginjal.
  • Obat-obatan. Obat anti kanker seperti cyclophosphamide dan penicillin bisa menyebabkan hematuria. Terkadang, kemunculan darah di urine juga bisa dipengaruhi oleh obat-obatan antikoagulan seperti aspirin dan obat pengencer darah seperti heparin.
  • Olahraga secara berlebihan. Kondisi ini mungkin jarang sekali terjadi dan tidak diketahui dengan pasti kenapa bisa menyebabkan terjadinya hematuria, tapi salah satu keterkaitannya adalah karena terjadi trauma pada kandung kemih yang mengalami dehidrasi akibat aktivitas fisik yang berlebihan.
Selain hematuria, ada hal lain yang bisa menyebabkan urine berubah warna menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan. Makanan dan obat-obatan bisa menjadi salah satu penyebab perubahan warna urine. Buah bit dan beri bisa mengubah warna urine jadi berwarna merah. Lalu obat-obatan seperti antibiotik nitrofurantoin dan obat laksatif sanna bisa membuat warna urine berubah menjadi kemerahan.
Perubahan warna yang disebabkan oleh makanan dan obat seperti di atas akan menghilang dalam beberapa hari. Jika Anda seorang wanita, pastikan darah yang keluar bukan akibat menstruasi.

Pengobatan dan Pencegahan Hematuria

Tidak ada pengobatan khusus untuk menangani hematuria, terlebih jika gejalanya tidak serius. Untuk menangani kasus hematuria, umumnya dokter akan fokus menangani penyakit lain yang diduga menjadi penyebab munculnya hematuria, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Penanganan itu dilakukan dengan cara:
  • Memberikan antibiotik untuk mengobati infeksi saluran kemih,
  • Memberikan resep obat untuk meredakan pembengkakan prostat.
  • Melakukan shock wave therapy atau terapi gelombang kejut untuk memecahkan batu ginjal dan kandung kemih.
Jika dokter tidak menemukan penyebab utama hematuria, Anda akan diminta untuk melakukan tes urine dan dokter akan memantau kondisi tekanan darah Anda setiap tiga sampai enam bulan sekali. Agar terhindar dari hematuria, Anda harus mencegah beberapa penyakit yang berpotensi menyebabkan hematuria, di antaranya:
  • Batu ginjal. Agar terhindar dari penyakit batu ginjal, Anda disarankan agar meminum banyak air mineral, membatasi konsumsi garam, makanan yang mengandung protein dan oksalat seperti bayam.
  • Kanker ginjal. Untuk mencegah kanker ginjal, hentikan kebiasaan merokok, mengendalikan berat badan, mengonsumsi makanan yang sehat dan teratur, rajin berolahraga, serta jauhkan diri dari paparan bahan kimia beracun.
  • Infeksi saluran kemih. Untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran kemih, usahakan agar mengonsumsi air mineral dan buang air kecil saat merasakan tekanan. Khusus untuk wanita, Anda wajib membersihkan organ vital dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan hindari penggunaan produk pembersih area kewanitaan karena justru bisa menyebabkan iritasi di organ vital Anda.
  • Kanker kandung kemih. Berhenti merokok, menghindari paparan bahan kimia, mengonsumsi banyak air mineral bisa membantu Anda dalam mengurangi risiko terkenda kanker kandung kemih.

Pencegahan Hematuria

Secara garis besar, hematuria tidak dapat dicegah. Namun ada beberapa strategi pencegahan yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko terjangkitnya penyakit yang menyebabkan hematuria, antara lain:
  • Infeksi saluran kemih. Untuk menurunkan risiko infeksi saluran kemih, minumlah air putih dalam jumlah yang mencukupi, tidak menahan kencing, serta membersihkan vagina dari arah depan ke belakang (anus) bagi para wanita.
  • Batu ginjal. Untuk mencegah terjadinya batu ginjal, perbanyak konsumsi air putih dan kurangi konsumsi makanan yang tinggi garam, protein, dan oksalat seperti bayam dan talas.
  • Kanker kandung kemih. Hindari atau hentikan kebiasaan merkok, hindari paparan terhadap bahan-bahan kimia, serta minumlah air dalam jumlah banyak untuk mengurangi risiko terjadinya kanker kandung kemih.
  • Kanker ginjal. Anda dapat mengurangi risiko untuk menderita kanker ginjal dengan cara menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok, menjaga berat badan agar tetap dalam batas normal, makan makanan yang bergizi, olahraga teratur, serta mengurangi paparan terhadap bahan-bahan kimia.
sumber: http://www.alodokter.com/hematuria

ALBUMINURIA

ALBUMINURIA

Gangguan Pada Sistem Ekresi Manusia dan Upaya untuk Mencegahnya - Albuminuria

Albumin adalah sejenis protein yang fungsinya adalah untuk mencegah merembesnya cairan yang terdapat didalam darah yang akan keluar menuju ke jaringan yang lain. Albumin itu sendiri adalah protein utama yang terdapat pada darah sementara protein merupakan senyawa komples yang tersebar di hampir seluruh bagian tubuh kita hingga bagian kecil seperti kuku. Protein yang terdapat dalam aliran darah manusia memiliki berbagai fungsi penting diantaranya untuk proses pembekuan darah, melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan menjaga cairan yang ada di dalam tubuh manusia agar dalam keadaan yang seimbang


Pencegahan Albuminuria

  1. Minum air putih yang cukup
Dalam sehari manusia minimal mengonsumsi air putih paling sedikit 8 gelas sehari. Kurangi minuman alkohol dan berasa untuk menstabilkan kadar albumin yang ada dalam tubuh untuk menghidari penyakit Albuminuria.
  1. Mengonsumsi buah buahan berserat
Mengonsumi buah buahan sangat baik untuk tubuh agar tubuh terasa sehat dan segar. Buah buahan yang berserat seperti apel dan anggur baik untuk mencegah terjadinya kelebihan zat protein di dalam tubuh manusia sehingga fungsi ginjal dapat berlangsung dengan baik.
  1. Kurangi makan garam
Garam ternyata dapat menganggu fungsi ginjal dalam mengendalikan cairan yang ada dalam tubuh
https://youtu.be/je6SPs8KSao