Minggu, 08 Oktober 2017

pemanis

PEMANIS
https://youtu.be/TE5wH1nnivU

zat pemanis

   

Bahan Pemanis pada Makanan

Bahan pemanis digunakan untuk membuat makanan menjadi manis atau lebih manis daripada rasa aslinya. Bahan pemanis makanan alami adalah gula pasir, gula kelapa atau gula jawa, dan gula bit yang mengandung sukrosa.

Pemanis buatan atau sintetis dibuat untuk mengganti bahan pemanis alami. Pada produksi makanan yang menggunakan pemanis buatan sebagai pengganti gula asli dapat menekan biaya produksi.

Pemanis buatan digunakan untuk mereka yang tidak boleh mengkonsumsi gula asli. Misalnya, penderita penyakit DM (diabetes mellitus atau gula darah).
Macam-macam Bahan Pemanis Alami dan Buatan pada Makanan

Macam-macam Bahan Pemanis Buatan

Beberapa contoh pemanis buatan, yaitu sakarin, siklamat, sorbitol, kalium acesulfam, dan bahan pemanis lainnya, seperti aspartam, dihidrokalkon dan flavonoid neohesperidin.

a. Sakarin

Sakarin (gula biang) mempunyai tingkat kemanisan 400 kali kemanisan gula asli. Pemanis ini digunakan pada makanan berkalori rendah. Misalnya, pada permen dengan ambang batas 100 mg/kg, es krim dengan ambang batas 200 mg/kg, dan makanan ringan dengan ambang batas 300 mg/kg. Sakarin tidak banyak menghasilkan kalori. Jika penggunaannya berlebihan akan berbahaya dan rasanya menjadi pahit getir.

b. Siklamat

Pemanis ini mempunyai tingkat kemanisan 30 kali pemanis alami dengan kandungan kalori rendah. Biasanya, digunakan pada permen (1 g/kg), minuman ringan (3 g/kg), dan yogurt (3 g/kg). Metabolisme siklamat dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa siklamin yang bersifat karsinogenik. Senyawa ini dapat menimbulkan kanker.

c. Sorbitol

Sorbitol digunakan untuk pemanis kismis (5 g/kg), selai atau jeli (300 g/kg), dan makanan lain (120 g/kg).

d. Kalium acesulfam

Kalium acesulfam adalah pemanis dengan tingkat kemanisan 200 kali gula asli dan cukup aman untuk dikonsumsi manusia.

e. Bahan pemanis lainnya

Pemanis lainnya, seperti aspartam, dihidrokalkon, dan flavonoid neohesperidin dapat digunakan sebagai pengganti gula asli asal penggunaannya tidak berlebihan.

Jadi, biar bagaimana pun, gula alami lebih baik daripada gula sintetis karena lebih aman untuk kesehatan. Pemakaian gula asli secara berlebihan juga tidak baik karena dapat menambah kegemukan (obesitas).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar